Pendekatan dalam Perbandingan Sistem Komunikasi


Pendekatan Sistemik

Perbandingan system komunikasi dengan menggunakan pendekatan sistemik akan lebih berfokus pada pembahasan mengenai perbandingan dari elemen-elemen system komunikasi antara satu system komunikasi tertentu dengan system komunikasi lainnya. System komunikasi dengan pendekatan sistemik berbasis pada model komunikasi ala Shannon dan Weaver tahun 1956 yang menggambarkan bahwa system komunikasi terdiri dari beberapa elemen yang penting di antaranya information, source, transmitter, signal, noise, received signal, receiver dan destination.

Dalam teori system structural-fungsional oleh Talcott Parsons, fungsi dipahami sebagai akibat dari kemampuan sebuah system beradapatasi dengan lingkungannya. Melalui kemampuan inilah keberlangsungan system akan terjamin. Singkatnya konsep fungsi penting bagi kedinamisan dan keberlangsungan sebuah system.

Model fungsional-struktural sebagai kritik pada model teori sistem struktural-fungsional ala Parsons. Dalam model ini, konsep fungsi mengalami pemaknaan yang secara radikal berubah Luhmann mendefinisikan fungsi menjadi lebih abstrak. Fungsi bukanlah sebuah seni dari hubungan kausal, melainkan hubungan kausal merupakan penerapan dari tatanan fungsional. Sebuah sistem menurut Luhmann pada awalnya akan terbentuk jika ia mampu menyelesaikan problem tertentu. Hakikat problem dalam konteks ini, adalah adanya perbedaan antara sistem dengan lingkungannya (difernsiasi sistem) yang memaksa sistem agar membentuk suatu struktur pemecahan masalah untuk dapat mempertahankan keberadaannya. Dalam model ini, sistem tidak hanya berfungsi adaptif, tetapi secara struktural berorientasi pada lingkungannya. Tanpa lingkungan, sistem tidak dapat bertahan hidup. Sistem memiliki suatu mekanisme untuk melakukan reduksi kompleksitas melalui pembentukan struktur agar batas dirinya dengan lingkungannya tetapi stabil. Struktur tidak lagi statis, melainkan sangat dinamis, agar dapat secara jitu menghasilkan proses pemecahan masalah.

Istilah autopoesis (selfreferential) merupakan istilah dalam teori system yang menggambarkan bahwa elemen-elemen dalam system social secara primer beroperasi dalam system yang tertutup dan memelihara hubungan dengan lingkungannya (keterbukaan) melalui hubungan timbal balik structural atau interpenetrasi. Istilah interpenetrasi adalah pandangan bahwa system dan lingkungannya cenderung terbuka dan saling tergantung satu dengan yang lainnya. Diantara system dalam masyarakat tidak ada pemisahan, melainkan pertukaran yang teratur melalui hubungan yang khusus.



Pendekatan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia

Pendekatan demokrasi dan HAM sangat kental membahas mengenai bagaimana nilai-nilai demokrasi dan penegakan HAM mempengaruhi sistem komunikasi yang dikembangkan. Dalam hal ini, serangkaian prakondisi dan faktor-faktor penentu bagi sebuah media yang demokratis dan mendukung penegakan HAM menjadi kajian inti.

Sistem komunikasi yang dilihat dari pendekatan demokrasi dicirikan oleh sifat sistem komunikasi yang menjunjung karakter konstitusional yaitu bahwa dalam negara demokratis segala aturan main dirumuskan dalam aturan-aturan konstitusi sehingga segala sesuatu mendapatkan jaminan kepastian hukum, partisipatoris, yaitu bahwa seluruh elemen masyarakat diharapkan berpartisipasi aktif dalam keputusan-keputusan penting dalam masyarakat. Ketiga sifat rational choice yaitu bahwa pengambilan keputusan oleh masyarakat haruslah didasarkan pada pilihan-pilihan yang bersifat rasional.

Terdapat lima fungsi dasar yang diidealkan, yaitu pertama, media harus menginformasikan pada warganya mengenai apa yang terjadi di sekitar lingkungannya (fungsi ini disebutkan sebagai fungsi media surveillance dan monitoring). Kedua, media harus mendidik dalam arti memberikan pemaknaan yang signifikan terhadap fakta tertentu. Ketiga, media harus menyediakan sebuah arena bagi wacana politik, memfasilitasi format opini publik dan melayani proses umpan balik bagi masyarakat. Peran keempat, memberikan ruang publisitas pada institusi pemerintah ataupun institusi politik. Kelima, media dalam masyarakat demokratis menjalankan fungsi advocacy atau pembelaan terhadap fungsi politik tertentu.

Dalam pendekatan hak-hak asasi manusia sistem komunikasi dikembangkan sedemikian rupa sehingga berbagai pandangan politik baik yang berkeinginan untuk melenyapkan demokrasi ataupun yang menyuburkan nilai demokrasi tumbuh seiring dalam masyarakat untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sistem media dikembangkan dalam konteks peran bahwa media tidak suci dan para penulis tidak secara otomatis mempunyai etika yang lebih tinggi dari politikus. Pemberitaan yang objektif serta komentar yang kritis merupakan sumbangan wartawan yang terbesar pada pengembangan hak-hak asasi manusia. Wartawan diharapkan berperan seprofesional mungkin sehingga kebebasan pers dapat dimaknai sedemikian rupa.



Sistem Komunikasi dari Pendekatan Ideologi dan Kultural

Dalam pendekatan ideologi dan kultural sistem komunikasi dipandang dalam sebuah posisi yang diwarnai secara kental oleh aspek ideologi dan budaya yang dipilih dan dikembangkan oleh sebuah sistem sosial kemasyarakatan. Ideologi tertentu akan menyuburkan nilai-nilai budaya tertentu dan akan mempengaruhi nilai-nilai komunikasi yang dikembangkan dalam masyarakat.

Pendekatan ideologi dan kultural lebih menekankan pada pembahasan mengenai sistem komunikasi yang akan sangat dipengaruhi oleh nilai bersama yang dipercayai dan dianut dalam masyarakat. Pilihan ideologi dalam sebuah masyarakat akan menentukan bentuk komunikasi yang dikembangkan. Contoh yang menyolok adalah bahwa ideologi komunis akan mengembangkan sistem komunikasi yang tertutup dan satu arah demi kepentingan penguasa, sedangkan ideologi liberal akan mengembangkan sistem komunikasi  yang terbuka dan bersifat dua arah.

Membicarakan sistem komunikasi berbasis pada pendekatan kultural lebih menekankan pada sistem budaya yang ditumbuhkan dalam masyarakat. Budaya menjalankan fungsi latensi yang menjalankan pemeliharaan tatanan norma dalam masyarakat sehingga masyarakat tetap utuh dan terintegrasi satu dengan lainnya. Sistem komunikasi dalam pendekatan kultural membahas mengenai bagaimana sistem komunikasi dibangun untuk mensosialisasikan nilai-nilai bersama dalam masyarakat. Misalnya, dalam isu komunikasi pembangunan sistem komunikasi yang ingin direalisasikan adalah sebuah sistem yang mampu secara optimal menekankan nilai-nilai pemersatu bagi sebuah negara-bangsa (nation-state) dan secara kritis menilai nilai-nilai yang ditawarkan dalam media transnasional yang belum tentu sesuai dengan terwujudnya nilai bersama.



Sumber referensi : Prajarto, Nunung (2016). Perbandingan Sistem Komunikasi (SKOM4434). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Artikel Terkait

Previous
Next Post »