Kisah Pemuda dan Buruh Cuci


Alkisah, ada seorang pemuda yang mencintai seorang wanita yang cantik dan kaya raya, pemuda tersebut memberanikan diri untuk datang melamar wanita yang cantik dan kaya Itu. Tanpa disangka wanita tersebut menerima pinangan dari sang pemuda. Akhirnya terjadilah suatu kesepakatan antara sang pemuda dan wanita tersebut untuk melanjutkan lamaran tersebut ke pelaminan.

Sang pemuda bercerita tentang pekerjaan dan latar belakang keluarganya. Namun tatkala si wanita mengetahui profesi ibunda sang pemuda, maka wanita tersebut memberi syarat, agar pada waktu resepsi pernikahan, ibu sang pemuda tidak boleh datang ke acara resepsi pernikahan itu.

Setelah berfikir, demi untuk mewujudkan pernikahan dengan wanita yang dicintainya, sang pemuda dengan terpaksa menyetujui syarat yang diajukan oleh wanita tersebut.

Namun sang pemuda masih ragu dan bimbang dengan keputusannya itu. Kemudian sang pemuda menjumpai salah seorang guru spiritualnya untuk meminta saran dan pendapat tentang permasalahan tersebut.

Sang guru bertanya : "Apa pekerjaan ibumu?"

Sang pemuda menjawab : "Saya ditinggal mati ayah saya, saat saya masih berumur baru satu tahun, akhirnya untuk membesarkan saya, dengan susah payah ibu saya bekerja sebagai tukang cuci pakaian dan dari jerih payahnya itu dia berhasil mengantarkan saya sampai menjadi seorang sarjana".

Setelah mendengar cerita sang pemuda, sang guru tidak langsung memberikan solusi atas permasalah sang pemuda, sang guru berkata : "Begini, hari ini kau pulanglah ke rumah dan kau cucilah kedua tangan ibumu, besok kau kembali lagi kesini, baru aku akan memberi saran dan pendapatku".

Dengan rasa penasaran atas perintah sang guru, pulanglah sang pemuda ke rumahnya, kemudian dia mendekati ibunya yang sedang mencuci baju dan sang pemuda berkata : "Ibu, bolehkah aku mencuci kedua tanganmu".

Sang ibu keheranan dengan permintaan sang anak, tanpa berkata sang ibu menyodorkan kedua tangannya kepada sang anak, kemudian pemuda tersebut membasuh kedua tangan ibunya, saat itulah dia melihat begitu kasarnya tangan ibunya, ada bekas-bekas luka dan kulit yang terkelupas, ia melihat pemandangan itu sambil mencucurkan air mata.

Dan akhirnya sang pemuda tidak tahan untuk menunggu hari esok, sang pemuda  mendatangi lagi sang guru dan sang pemuda berkata :  "AKU TIDAK AKAN MENGORBANKAN BUNDAKU UNTUK SIAPAPUN".

Akhirnya sang pemuda membatalkan rencana pernikahan dengan wanita cantik dan kaya yang malu dengan keadaan ibu sang pemuda.


Tanpa disadari banyak di antara kita yang sering melupakan budi baik orang tua kita demi untuk mendapatkan kenikmatan yang semu. Padahal ridho orang tua adalah ridho Allah.

Maka saatnya kita mencuci kedua tangan ibu dan bapak kita yang selalu membelai kita dan membersihkan kita, membesarkan kita dari bayi sampai dewasa. Karena suatu saat belaian itu akan pergi dan kau akan kehilangan tiket masuk surgamu.

Semoga kisah di atas bisa menginspirasi kita semua untuk lebih menyayangi dan mencintai orang tua kita.

Subhanallah...

Artikel Terkait

Previous
Next Post »