Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno. Tulisan dengan aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-orang Sumeria (Irak saat ini) menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda. Kegiatan menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik percetakan, yang menyebabkan orang makin giat menulis karena karya mereka mudah diterbitkan. Menulis merupakan hal yang sangat penting bagi kita, terutama bagi seorang mahasiswa. Dalam perjalanan kami menjadi seorang mahasiswa, keterampilan berbahasa yang satu ini selalu diperlukan selama kita menjadi seorang mahasiswa dan sampai menjadi seorang pendidik. Sebagai contoh dalam menulis makalah untuk tugas mata kuliah dan menulis skripsi, menulis sangat berperan penting sebagai bekal kami untuk menyampaikan pikiran dan gagasan mahasiswa pada saat kami kuliah maupun ketika kelak kami menjadi seorang pendidik. Menulis itu sangat penting karena setiap hari kita pasti akan melakukan yang namanya menulis. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Sebagai suatuketerampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya (Suparno dan Yunus, 2004: 26). Penguasaan bahasa dan penguasaan menulis dalam penulisan merupakan faktor penting yang harus diketahui sejak awal. Aspek bahasa dalam menulis terkait dengan sikap, pembaca, dan tujuan. Sikap, pembaca, dan tujuan akan mempengaruhi bagaimana menulis kalimat, pilihan kata, dan gaya bahasa. Penguasaan bahasa dan penguasaan menulis yang baik akan mempermudah memilih yang akan digunakan sebagai media tulisannya. Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam pengertian yang lain, menulis adalah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dengan demikian, dapat kita tegaskan bahwa pengertian menulis adalah kegiatan seseorang untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh pembaca. Menurut KBBI, pengertian menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa diketahui banyak orang orang melalui tulisan yang dituliskan. Kemampuan seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu atau kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain. Namun, satu hal yang penting bahwa terkait dengan aktivitas menulis, seorang penulis harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya. Unsur-unsur Menulis Menulis sebagai kegiatan berbahasa tulis meliputi empat unsur, yakni sebagai berikut ; (1) Gagasan Dalam hal ini, gagasan adalah ide, opini, pengalaman atau pengetahuan yang diungkapkan oleh penulis. (2) Ekspresi Ekspresi adalah pengungkapan gagasan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Pengungkapan gagasan dapat dibedakan atas empat bentuk, yakni sebagai berikut. a. Pemaparan, yaitu bentuk pengungkapan yang menyajikan penjelasan tentang suatu subjek secara sistematis, analitis, dan logis sehingga pembaca memahaminya dan bertambah pengetahuannya. b. Pemerian, yaitu bentuk pengungkapan yang menggambarkan suatu objek dengan berbagai hasil pengamatan penulis yang diperolehnya melalui alat-alat inderanya. Objek yang dimaksud adalah benda-benda seperti orang, tempat, pemandangan, lagu merdu, bunga, sejenis hewan, tumbuhan, suasana, dan sebagainya. c. Penceritaan, yaitu bentuk pengungkapan yang menyampaikan peristiwa-peristiwa yang dijalin sedemikian rupa menurut urutan waktu atau tempat kepada pembaca dengan maksud meninggalkan kesan tentang perubahan-perubahan sesuatu yang terjadi mulai dari awal hingga akhir cerita. d. Pembahasan, yaitu bentuk pengungkapan yang membahas atau membicarakan sesuatu dengan menggunakan fakta-fakta atau argumen-argumen sehingga pembaca meyakininya dan mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang diharapkan penulis. (3) Tatanan Tatanan adalah aturan atau tata tertib pengembangan dan penyusunan gagasan yang biasa dipedomani penulis. (4) Sarana Sarana adalah alat untuk menyampaikan gagasan, yaitu bahasa tulis yang terutama menyangkut kosakata, tata bahasa, cara menggunakan bahasa yang efisien dan efektif, dan ejaan. Agar kompeten menyampaikan gagasan secara tertulis, seseorang harus mampu menerapkan kaidah-kaidah ejaan, memiliki kosa kata yang memadai, mampu mengaplikasikan kaidah-kaidah bahasa, mampu menulis kalimat efektif, mampu mengembangkan paragraf yang baik, dan memiliki kemampuan bernalar. a. Asas-Asas Menulis Asas-asas menulis dijelaskan oleh Nuruddin (2011:39-46) Dalam presentasinya, ia memberikan contoh kalimat yang berbunyi “Ayah orang ini adalah ayah anak saya yang ayahnya sedang sakit diobati anak tetangga saya”. Pada kalimat tersebut, siapakah orang yang dimaksud? Berdasarkan contoh tersebut, kegiatan menulis memerlukan asas-asas menulis yang dijelaskan berikut ini ; 1. Kejelasan (clarity). Asas kejelasan memberikan kemudahan bagi pembaca. Tulisan penulis dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Tulisan tidak menimbulkan salah tafsir. Ide tidak samar-samar atau kabur. Mengutip pendapat HW Fowler, asas kejelasan tampak pada tulisan yang menggunakan kata umum, bukan kata khusus. Tulisan juga bersifat konkret (bukan abstrak), tunggal (bukan panjang lebar), pendek (bukan panjang), menggunakan bahasa sendiri (bukan bahasa asing). 2. Keringkasan (consiseness). Asas keringkasan harus diperhatikan penulis agar tidak membuang-buang waktu pembaca. Meskipun demikian, bukan berarti tulisan harus pendek, melainkan tidak menggunakan bahasa yang berlebihan. Tidak menghamburkan kata secara semena-mena, tidak mengulang, tak berputar-putar dalam menyampaikan gagasan. 3. Ketepatan (correctness). Asas ketepatan dapat menyebabkan asumsi penulis mengalami titik kesamaan dengan pembaca. Suatu penulisan harus dapat menyampaikan butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan seperti yang dimaksud penulisnya. Artinya, tidak terjadi kesalahan berasumsi hingga menimbulkan kesalah artian oleh pembaca. Akibatnya, pesan penulis tidak dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. 4. Kesatupaduan (unity). Kesatupaduan gagasan pokok dalam tiap paragraf harus diperhatikan menulis dalam menguraikan gagasan/pikiran. Pembaca dimudahkan dalam menangkap ide-ide penulis. Ide-ide utama dapat dengan mudah ditangkap oleh pembaca dengan bantuan ide-ide penjelas. 5. Pertautan (coherence). Antarbagian tulisan harus bertautan satu sama lain (antar-alenia atau kalimat). Tautan-tautan ini mempermudah pembaca untuk menangkap gagasan yang disampaikan penulis. 6. Penegasan (emphasis). Adanya penonjolan atau memiliki derajat perbedaan antar bagian dalam tulisan memberikan kemudahan kepada pembaca dalam menangkap tekanan ide-ide tertentu. Dengan demikian, ide-ide besar yang dimiliki penulis dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
|
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon